PENGARUH TEKNIK PELVIC ROCKING DENGAN BIRTHING BALL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I
Abstract
Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stress dan kelelahan lebih lama sehingga rasa nyeri akan meningkat. Berbagai upaya fisiologis dilakukan untuk mencegah persalinan lama, seperti senam hamil, teknik nafas dalam, Pelvic Rocking dengan Birthing Ball yang mendukung persalinan membantu merespon rasa sakit dengan cara aktif dan mengurangi lama persalinan kala I fase aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik pelvic rocking dengan birthing ball terhadap lama persalinan kala I fase aktif.
Jenis penelitian ini adalah Pre Experiment dengan rancangan Statistic Group Comparison. Penelitian dilakukan di 2 BPM dengan sampel 15 ibu bersalin dengan teknik konvensional dan 15 dengan pelvic rocking dengan penilaian menggunakan Partograf. Data di analisis bivariat menggunakan uji Mann-Whitney Tes.
Hasil penelitian teknik konvensional 5 (33,3%) orang mengalami persalinan lambat, 6 orang (40%) normal, 4 orang (26,7%) cepat. Persalinan dengan Pelvic Rocking dengan Birthing Ball 1 (6,6%) orang mengalami persalinan lambat, 4 orang (26,7%) normal, 10 orang (66,7%) cepat. Hasil p-value sebesar 0,006, sehingga ada pengaruh Pelvic Rocking Dengan Birthing Ball terhadap Lama Persalinan Kala I Fase Aktif. Tenaga kesehatan yang memberikan pertolongan persalinan dapat menggunakan teknik Pelvic Rocking dengan Birthing Ball sebagai alternatif dalam mempercepat persalinan kala I fase aktif. Teknik Pelvic Rocking dengan Birthing Ball bersifatpraktis dan efektif dalam mempercepat proses persalinan kala I, sehingga dapat disosialisasikan kepada ibu hamil.
Downloads
References
2. Roesli, Utami. (2009). Inisiasi Menyusu Dini Tekan Kematian Bayi. Jakarta: RS. St Carolus.
3. Kemenkes, RI. (2018). Pekerja Perempuan Harus Sehat dan Sehatkan Keluarga. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Kepmenkes, RI. (2004). Nomor 450/ Menkes/ SK/ 2004. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Esklusif pada bayi di Indonesia. Jakarta: Kemenkes.
5. Undang-Undang, RI. (2009). Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Undang-Undang RI.
6. PP. (2017). Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Esklusif. Jakarta: Peraturan Pemerintah.
7. Yusuf, Muri. (2017). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.
8. Pitriani, Risa. (2014) Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal. Edisi 1.Cetakan 1. Yogyakarta: Deepublish.
9. Listriana. (2014). Hubungan Frekuensi Pemberian ASI Esklusif Pada Masa Nifas dan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Minggu. Jurnal Edu Health Vol 4. No 1.April. 2014.
10. Sunita, Almatsier. (2013). Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
11. Sulistyoningsih. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
12. Sudarti. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, bayi dan anak balita. Yogyakarta: Medical book.
13. Depkes, RI. (2006). Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Jakarta: Kementerian Republik Indonesia.
14. Merryana. (2016). Pengantar Gizi Masyarakat. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
15. Budi, Sutomo. (2010). Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia.