OPTIMALISASI POSYANDU REMAJA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI DESA HARJOSARI KIDUL TEGAL

  • Ike Putri Setyatama Universitas Bhamada Slawi
  • Siswati Siswati
  • Masturoh Masturoh
  • Adrestia Rifki Naharani
Keywords: Posyandu, Remaja, Stunting

Abstract

Remaja memiliki kebutuhan nutrisi yang tinggi untuk mendukung pertumbuhannya dan percepatan perkembangan. Remaja yang mengalami stunting akan mempengaruhi kapasitas mental, jika tidak terpenuhi dengan nutrisi tepat saat hamil berakibat terhadap kekurangan energi kronik sehingga meningkatkan risiko melahirkan bayi BBLR, dan menghasilkan anak stunting. Teknik pelaksanaan pengabdian pada masyarakat dilakukan dengan metode promotif, yaitu dengan upaya KIE (komunikasi, informasi, edukasi) tentang pencegahan stunting. Tujuan pengabdian masyaraka ini agar remaja memahami tentang pemenuhan gizi seimbang dan memilih makanan yang sehat, pemberian Tablet Tambah Darah  (TTD) bagi Remaja Putri, Pentingnya ASI Eksklusif, IMD, dan MPASI yang baik bagi anak, pentingnya olahraga dan tidur yang cukup untuk menghindari anemia, serta pemenuhan mikronutrien dan fortifikasi pada makanan. Berdasarkan pemeriksaan pada 50 remaja sasaran di Posyandu Harjosari Kidul didapatkan hasil bahwa 43% jenis kelamin perempuan, 57% laki-laki, dimana 29% dari seluruh remaja mengalami anemia. Hal ini menjadi salah satu dasar kegiatan pemberian tablet Fe atau Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja. Kegiatan promotif pencegahan stunting oleh tim merupakan aplikasi Tri Dharma PT, sebagai pengembangan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam peningkatan pengetahuan dan ketrampilan remaja. Dengan meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang stunting, diharapkan kesadaran remaja akan meningkat, sehingga akan terbentuk masyarakat yang sehat.

References

Alwi, M. A., Hamzah, H., & Lewa, A. F. (2022). Determinan dan Faktor Risiko Stunting pada Remaja di Indonesia : Literature Review. Svasta Harena: Jurnal Ilmiah Gizi, 3(1), 7–12. https://doi.org/10.33860/shjig.v3i1.1489

Avelina, Y., Nababan, S., Delang, M. A., & Timur, A. (2023). E-mail : nersyoully@gmail.com PENDAHULUAN Remaja menurut WHO adalah masa dimasa usia sesorang telah mencapai 10 sampai dengan 19 tahun , sedangkan menurut kemenkes RI , dimulai sejak usia 10 sampai 18 tahun sedangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc. 10, 1–12.

Belakang, A. L., Magelang, K., Secang, P., Magelang, K., Tengah, P. J., Remaja, P., Remaja, P., Remaja, P., Kunci, K., & Remaja, P. (2024). Maternity And Neonatal : Jurnal Kebidanan P-ISSN : 2302 - 0806 Poltekkes Kemenkes Semarang Jl Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang Maternity And Neonatal : Jurnal Kebidanan P-ISSN : 2302 - 0806 PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa storm and stress. 12(1), 101–111.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka. (2021). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendekar.

Matahari, R., & Suryani, D. (2022). Peran Remaja Dalam Pencegahan Stunting.

Muchtar, F., Rejeki, S., Elvira, I., & Hastian, H. (2023). Edukasi Pengenalan Stunting Pada Remaja Putri. Lamahu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Terintegrasi, 2(2), 138–144. https://doi.org/10.34312/ljpmt.v2i2.21400

Rahmawati, R., Fauziyah, A., Tanziha, I., & Briawan, D. (2018). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Stunting Remaja Akhir. Window of Health : Jurnal Kesehatan, 1(2), 90–96. https://doi.org/10.33096/woh.v1i2.652

Widaryanti, R., Indrawati, F. L., Aquino, T., & Amigo, E. (2022). Persepsi Tentang Pencegahan Stunting Pada Remaja di Kota Yogyakarta. Seminar Nasional Kesehatan, 105–112.

Yuliani, M., Yufina, Y., & Maesaroh, M. (2021). Gambaran Pembentukan Kader Dan Pelaksanaan Posyandu Remaja Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(2), 266. https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i2.4157

Published
2024-06-30
Section
Articles