INTERVENSI TAKS (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI) SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI LANSIA
Abstract
Latar Belakang : Seiring bertambahnya usia, penuaan tidak dapat dihindarkan dan terjadi perubahan keadaan fisik, kehilangan pekerjaan, kehilangan tujuan hidup, kehilangan teman, risiko terkena penyakit, terisolasi dari lingkungan dan kesepian. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan mental. Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang banyak dijumpai pada lansia akibat proses penuaan. Depresi pada lansia ini lebih dominan disebabkan karena faktor sosial yaitu lansia mengalami kesepian, karena banyak lansia ditinggal sendirian di rumah oleh keluarganya. Permasalahan tersebut tentulah harus segera ditangani. Salah satu metode untuk mengatasi depresi lansia adalah dengan terapi aktifitas kelompok sosialisasi (TAKS). Hasil penelitian untuk mengatasi depresi lansia dengan TAKS menunjukkan hasil yang baik, sehingga dirasa perlu untuk menerapkan lebih luas ke masyarakat. TAKS membantu lansia untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitarnya untuk meningkatkan hubungan interpersonal sehingga dapat mengurangi gejala yang muncul dan mereka bisa mendapatkan teman baru yang dapat saling mendukung, saling berbagi rasa dan pengalaman sehingga masing-masing tidak merasa sendirian. Di era pandemi Covid-19 saat ini berdampak pada aspek fisiologis, psikologis, dan sosial lanjut usia. Angka gangguan kesehatan mental pada lansia cenderung meningkat. Gangguan kesehatan mental ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti perasaan terasingkan karena tidak boleh keluar rumah atau cemas dan takut terinfeksi virus. Tujuan pengabdian masyarakat adalah meningkatkan peran keluarga dalam penerapan intervensi TAKS untuk menangani depresi pada lansia. Metode yang digunakan adalah dengan pelatihan (ceramah, tanya jawab, tutorial, simulasi) dan pendampingan dalam penerapan TAKS. Penerapan TAKS dilakukan selama 8 sesi. Sasaran kegiatan adalah pada kader lanjut usia, keluarga lansia dan lansia yang ada di wilayah Kelurahan Bandung Kota Tegal sejumlah 25 peserta. Hasil pengabdian masyarakat menunjukan bahwa pengetahuan dan pemahaman peserta tentang penatalaksanaan depresi pada lansia meningkat dimana sebelum dilakukan pengabmas sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup (46,6%) dan kurang yaitu 40% sedangkan setelah pengabmas menjadi mayoritas adalah baik yaitu sebesar 80%. Berdasarkan nilai GDS (Geriatri Depresion scale), pelaksanaan TAKS mampu mengatasi depresi lansia, dimana sebelum pelaksanaan TAKS mayoritas lansia mempunyai depresi ringan dan setelah pelaksanaan TAKS mayoritas menjadi kategori normal. Pelaksanaan TAKS dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia sehingga patut untuk diterapkan di masyarakat.
References
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Boedhi, D. R. (2011). Buku Ajar Geriatic (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Keliat, B. A. (2016). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta : EGC
Marwiati. (2008). Hubungan Mekanisme Koping dengan Terjadinya Depresi Pada Lansia di Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten semarang. Jurnal Ilmu Kesehatan. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta
Rebecca. (2010). Solusi Praktis Mengenali, Mengatasi dan Mengantisipasi Depresi. Jakarta : Gramedia
Stanley, M. & Patricia G. Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik ed. 2. Jakarta: EGC
Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama