KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI <p align="justify"><strong>Kunir: Jurnal Farmasi Indonesia (KJFI)</strong> adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi yang bekerja sama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).&nbsp;<strong>KJFI</strong> diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan <strong>Juli</strong> dan <strong>November</strong>.<br><strong>KJFI</strong> mengundang para peneliti dan praktisi di bidang farmasi untuk menerbitkan karya penelitiannya dalam bentuk artikel original berupa hasil penelitian,&nbsp;<em>mini review,&nbsp;</em>surat kepada editor, dan studi kasus.</p> <p align="justify">Jurnal tersebut sudah terdaftar dengan nomor <strong>ISSN&nbsp;3025-907X</strong> (Online - Elektronik) dan terdaftar di Crossref dengan <strong>Digital Object Identifier (DOI)&nbsp;https://doi.org/10.36308/kjfi.v1i1</strong></p> <div class="ms-editor-squiggler">&nbsp;</div> en-US jurnalkunir@bhamada.ac.id (Dr. apt. Oktariani Pramiastuti, M.Sc.) fiqih.kartika.murti@bhamada.ac.id (Fiqih Kartika Murti, M.Pd.) Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000 OJS 3.1.1.2 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Pengaruh PIO terhadap Keberhasilan Pengobatan Antidiabetik Oral pada Pasien DMT2 https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/713 <p>Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan ganguan fungsi insulin. Kepatuhan pengobatan merupakan salah satu faktor penting yang secara kuat memengaruhi terkontrolnya kadar gula darah. Oleh karena itu, dengan adanya Pelayanan Informasi Obat (PIO) dapat meningkatkan kepatuhan minum obat sehingga keberhasilan pengobatan dapat tercapai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelayanan informasi obat terhadap keberhasilan pengobatan antidiabetik oral pada pasien diabetes melitus tipe 2. Pengambilan data dilakukan secara prospektif dengan penentuan sampel secara purposive sampling. Dari hasil penelitian pada 27 sampel didapatkan penderita diabetes melitus tipe 2 paling banyak pada perempuan sebesar 70,37%, usia 46-55 tahun dan usia 56-65 tahun sebesar 44,44%. Sebagian besar responden adalah IRT dengan persentase 55,55% dengan komorbid hipertensi sebesar 40,74%. Jenis obat paling banyak digunakan yaitu kombinasi obat metformin HCl dosis 500 mg dan glimepiride dosis 2 mg sebesar 40,74% dan penggunaan obat tunggal yaitu metformin HCl dosis 500 mg sebesar 37,03%. Pemberian PIO berpengaruh dalam meningkatkan kepatuhan minum obat dengan nilai signifikansi p= 0,000. Pemberian PIO berpengaruh dalam keberhasilan pengobatan yaitu terjadi penurunan kadar gula darah.</p> Esran Mananna, Hajrah Hajrah, Juniza Firdha Suparningtyas ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/713 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000 Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Melati (Jasminum sambac) Sebagai Antidepresan pada Mencit Jantan Putih (Mus Musculus) https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/633 <p>Depresi merupakan gangguan mental yang pada kondisi tertentu dapat menjadi kronis hingga berulang dan mampu mengganngu aktivitas seseorang dan paling parahnya dapat menyebabkan bunuh diri. PDSKJI pada tahun 2020 menyebutkan bahwa dari 2.364 responden di 34 provinsi yang ada di Indonesia, terdapat 67% mengalami depresi, 77% mengalami trauma psikologis serta sejumlah 49% responden mengalami depresi berat (berpikir tentang kematian). Bunga Melati merupakan bagian dari melati yang memiliki banyak manfaat selain sebagai antibakteri juga antidepresan karna mengandung banyak metabolit sekunder seperti flavonoid dan benzil asetat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi aromaterapi dari minyak atsiri bunga melati <em>(Jasminum sambac)</em> dan untuk mengetahui apakah aromaterapi minyak atsiri bunga melati <em>(Jasminum sambac)</em> memiliki efek sebagai antidepresan pada mencit jantan putih <em>(Mus musculus)</em> serta konsentrasi paling efektif sebagai antidepresan pada mencit jantan putih <em>(Mus musculus).</em> metode destilasi digunakan untuk mengambil minyak atsiri bunga melati <em>(Jasminum sambac)</em>. Formula aromaterapi yang telah dibuat dievaluasi terhadap sediaan, dan diuji efektivitas antidepresannya dengan metode <em>force swimming test</em>. Hasil penelitian pada pengujian evaluasi sediaan, uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji kejernihan dan uji iritasi sesuai dengan parameter sediaan aromaterapi dan memiliki efek sebagai antidepresan serta memiliki konsentrasi paling efektif pada konsentrasi 6%.</p> Dwi Yulianti Alifah, Mutmainnah Siradjuddin, Zulfiah Idris, Nurfiddin Farid, Prayitno Setiawan, Suhenro Suhenro, Annisa Azima ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/633 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000 Formulasi dan Uji Iritasi Sediaan Lipbalm Kombinasi Ekstrak Etanol Amaranthus tricolor dan Punica granatum secara In-Vivo https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/649 <p>Daun bayam merah dan kulit buah delima mengandung vitamin C, vitamin A, asam folat, mineral dan nutrisi lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pembuatan sediaan <em>lipbalm</em> kombinasi ekstrak etanol daun bayam merah 3%, 2%, 1% dan kulit buah delima 7%, 8%, 9% dapat diformulasikan serta mengetahui potensi efek iritasi pada hewan uji kelinci terhadap sediaan <em>lipbalm</em> kombinasi ekstrak etanol daun bayam merah dan kulit buah delima. Daun bayam merah dan kulit buah delima di maserasi agar memperoleh ekstrak kental, formulasi <em>lipbalm</em> dengan bahan tambahan lainnya dan pengujian mutu fisik<em>. </em>Hasil Uji organoleptis menunjukkan semua formulasi memiliki aroma khas oleum cacao serta bertekstur lembut dan mudah dioles, sedangkan untuk warna Formulasi 1, 2, dan 3 berwarna coklat. Formulasi 0 tidak memiliki warna karena tidak ada penambahan ekstrak. Uji homogenitas semua formulasi memiliki homogenitas yang baik tidak ada butiran kasar setelah dioleskan pada kaca transparan. Uji pH semua formulasi memiliki pH yang sama yaitu 5 memenuhi syarat pH fisiologis kulit manusia dalam rentang pH 4,5-8. Uji daya oles semua formulasi terlihat mengkilap dan merata tetapi tidak memberikan efek warna. Uji stabilitas semua formulasi memiliki organoleptis, homogenitas, dan pH yang stabil dalam penyimpanan suhu kamar selama 14 hari. Hasil uji hedonik yang diminati panelis yaitu warna Formulasi 3 dengan persentase 82%, tekstur Formulasi 2 dengan persentase 76%, bentuk Formulasi 3 dengan persentase 76%, dan aroma Formulasi 3 dengan persentase 70%. Hasil Uji iritasi secara <em>in-vivo</em> yang dilakukan selama 72 jam ketiga kelinci termasuk dalam kategori tidak mengiritasi atau tidak terdapat eritema dan udema.</p> Berliana Diva Ramadhani, Arifina Fahamsya, Desi Sri Rejeki ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/649 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000 Penetapan Kandungan Kurkumin secara KLT Densitometri Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza) Berdasarkan Perbedaan Tempat Tumbuh https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/715 <p>Temulawak merupakan salah satu dari lima anggota famili Zingiberaceae yang oleh WHO telah ditetapkan sebagai prioritas. Salah satu senyawa fitofarmaka yang terkandung dalam rimpang temulawak dan telah banyak dieksplorasi aktivitas biologisnya yaitu senyawa kurkumin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan sampel temulawak <em>Curcuma xanthorrhiza </em>Roxb. yang diperoleh dari pasar Raya Kutorejo (Ku), Mojosari (Mo), dan Materia Medika Indonesia (MMI) Malang Ekstraksi rimpang temulawak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% (1:10 b/v). Analisis KLT secara kualitatif dan kuantitatif dianalisis menggunakan KLT Densitometri menggunakan fase gerak kloroform:metanol (95:5 v/v). Secara KLT kualitatif menunjukkan bahwa ketiga ekstrak temulawak dari tempat yang berbeda mengandung kurkumin. Adapun hasil secara kuantitatif kandungan kurkumin dari pasar Kutorejo, Mojosari dan MMI berturut- turut adalah 187,37; 143,3; dan 110,59 μg/mL. Kadar kurkumin dari pasar Kutorejo dan Mojosari tidak berbeda signifikan, artinya rimpang temulawak yang berasal dari kedua pasar tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku obat tradisional yang terstandar kurkumin. Dapat disimpulkan bahwa kandungan kurkumin tertinggi adalah dari pasar Kutoarjo dibandingkan dari Mojosari dan MMI. Rimpang dari kedua pasar dapat digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.</p> Dyah Aryantini, Pri Hardini ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/715 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000 Formulasi Sediaan Clay Stick Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/716 <p>Kerusakan oksidatif dapat menyebabkan hilangnya kelembapan yang menyebabkan kulit kering dan kusam. Salah satu kosmetik yang dapat mengatasi kulit kering adalah <em>clay stick </em>dari bahan alam bunga telang (<em>Clitoria ternatea</em> L.) karena mengandung senyawa antioksidan dengan nilai IC<sub>50 </sub>ekstrak bunga telang sebesar 41,36 ± 1,91 µg/ml, termasuk kategori poten sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan c<em>lay stick </em>selama 4 minggu konsentrasi 5%, 10% dan 15% terhadap kelembapan kulit, kadar minyak, kehalusan kulit dan untuk mengetahui berapa konsentrasi ekstrak bunga telang sediaan <em>Clay Stick </em>yang efektif. Pada penelitian ini, ekstrak diperoleh dengan metode remaserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak bunga telang dilakukan uji bebas etanol, uji skrining fitokimia dan uji penegasan dengan metode KLT, kemudian di formulasikan dalam bentuk sediaan <em>clay stick</em> dengan ekstrak bunga telang konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Sediaan <em>clay stick</em> kemudian dilakukan uji karakteristik fisik uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji waktu mengering, uji iritasi, uji kelembapan, uji kadar minyak dan uji kehalusan kulit. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah terdapat pengaruh pemberian sediaan <em>clay stick</em> konsentrasi 5%, 10% dan 15% terhadap kelembapan kulit, kadar minyak, kehalusan kulit dan sediaan c<em>lay stick</em> ekstrak bunga telang dengan konsentrasi 5% adalah sediaan yang efektif untuk aktivitas tersebut.</p> Hanifah Khairunnisa, Ririn Suharsanti, Intan Martha Cahyani ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.bhamada.ac.id/index.php/KJFI/article/view/716 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000